Assalamualaikum Wr.Wb, sesuai judul di atas saya akan membahas tentang permasalahan social yang dialami oleh masyarakat Indonesia terutama yang berada di kota besar. Pertama saya akan menjelaskan definisi dari masyarakat.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti sekolah, keluarga, perkumpulan, Negara, semua itu adalah masyarakat. Definisi lain dari Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Umumnya , istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang teratur. Dari definisi tentang kehidupan bermasyarakat tersebut dengan seiring berjalannya waktu terdapat beberapa masalah yang akan timbul seperti yang terjadi pada kota-kota besar. Seperti kemiskinan, jumlah penduduk yang tinggi dan juga berpengaruh pada jumlah pengangguran yang tinggi, dan kriminalitas.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan diluar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Jumlah penduduk yang tinggi
Penyebab dari terjadinya Jumlah kepadatan penduduk pada kota besar seperti Jakarta disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi dan perpindahan penduduk, yang meliputi Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, dan Transmigrasi. Dimana pada faktanya bahwa masyarakat yang menempati kota Jakarta mayoritas ada para urbanisasi yang datang dari desa ataupun dari kota lain.
Dari Badan Pusat Statistik memproyeksikan Jakarta Pusat sebagai kota terpadat di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013. Tercatat, kepadatan penduduk di pusat kota DKI itu mencapai 18.926 orang per kilometer persegi.
Adapun kepadatan penduduk di tingkat Provinsi DKI Jakarta 15.234 orang per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk di urutan kedua ada di Jakarta Barat dengan angka 18.739 orang per km persegi, disusul Jakarta Selatan (15.356), Jakarta Timur (15.035), Jakarta Utara (11.816), dan Kepulauan Seribu (2.594).
Tingginya angka kepadatan penduduk di Jakarta Pusat diketahui dari sensus penduduk 2010. Pada tahun itu, kepadatan penduduk di Jakarta Pusat 18.689 orang per km persegi. Kepadatan penduduk DKI Jakarta 14.506 orang per km persegi.
Faktor penarik terjadinya urbanisasi
- Kehidupan kota yang lebih modern
- Sarana dan prasarana kota yang lebij lengkap
- Banyaknya lapang pekerjaan di kota
- Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi yang lebih baik dan berkualitas
Faktor pendorong terjadinya urbanisasi
- Lahan pertanian yang semakin sempit
- Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
- Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
- Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
- Diusir dari desa asal
- Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Jumlah pengangguran yang tinggi
Jumlah pengangguran yang tinggi pada kota besar seperti Jakarta terjadi karena tingkat penambahan angkatan kerja tidak seimbang dengan jumlah lowongan kerja sehingga pengangguran di ibukota terus bertambah.
Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, jumlah pengangguran di Jakarta meningkat 23.800 orang yakni 542.710 pada Februari 2011 menjadi 566.510 pada Februari 2012. Jumlah itu diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya jumlah angkatan kerja. Saat ini mencapai 5,28 juta orang naik 273.400 dari tahun sebelumnya yakni 5,01 juta orang.
Menurut Kepala Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri (PPKPI) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kartini, Pemprov DKI Jakarta melalui Disnakertrans terus berupaya menekan jumlah penganggur. Salah satunya dengan menggelar pameran bursa kerja atau Job Fair.
Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya yang juga dapat terkena pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Sebagai contoh kejahatan yang terjadi di ibukota Jakarta, kejahatan yang banyak terjadi adalah kasus pencurian motor dan kasus pencurian yang bersifat kekerasan. Berdasarkan operasi Sikat Jaya yang dilaksanakan oleh Polda Metro Jaya pada bulan November 2009 di 14 wilayah, telah diungkap 199 kasus yang terdiri dari 35 kasus pemerasan, 17 kasus penjambretan, 24 kasus perjudian, 99 kasus pencurian, dan 24 kasus kejahatan lain. Dengan data di atas ini dapat diperkirakan bahwa kriminalitas di kota Jakarta tinggi, maka kepolisian harus lebih waspada dan meningkatkan penjagaan agar semua warga yang menetap atau tinggal di Jakarta dapat hidup nyaman dan tentram dengan rasa yang aman di lingkungannya.
Faktor penyebab terjadinya kriminalitas
- Tingkat pengangguran yang tinggi membuat orang-orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan kehidupannya, sehingga sering kali orang tersebut mencari jalan pintas agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya dengan mencuri, memeras, bahkan membunuh. Ini hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, karena dengan banyaknya pengangguran maka tingkat kriminalitas juga akan terus meningkat.
- Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat, karena dengan kurangnya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pengangguran yang banyak. Kurangnya lapangan pekerjaan harus lebih diperhatikan, dan lapangan pekerjaan juga harus dapat mendukung para pekerja untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
- Pemahaman tentang keagamaan masih kurang diterapkan, karena dengan kurangnya pemahaman maka sering kali orang-orang tidak kuat akan cobaan yang diberikan kepadanya. Sehingga saat orang tersebut tidak dapat mencukupi ekonominya, maka orang tersebut melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dan melanggar ajaran agama.
- Pergaulan yang tidak sesuai dengan norma-norma kadang membuat perilaku orang tersebut dapat melakukan tindakan kriminalitas, sehingga pendidikan tentang pergaulan dilingkungan harus lebih diperhatikan agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai atau tercela.
- Kemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas, karena orang-orang tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Dengan tingkat kemiskinan yang terus meningkat, maka akan semakin banyak pula tindakan-tindakan kriminalitas yang meresahkan warga.
Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah kependudukan di atas. Upaya yang sudah dijalankan pemerintah antara lain sebagai berikut.
1. Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.
2. Melaksanakan program perpindahan penduduk.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin.
5. Meningkatkan keamanan kota.
Sumber: