☻☻☻WELC☺ME T☺ MY BL☺G☻☻☻

Rabu, 23 Oktober 2013

Permasalahan Sosial di Kota-Kota Besar di Indonesia dan Jalan Keluarnya

Assalamualaikum Wr.Wb, sesuai judul di atas saya akan membahas tentang permasalahan social yang dialami oleh masyarakat Indonesia terutama yang berada di kota besar. Pertama saya akan menjelaskan definisi dari masyarakat.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti sekolah, keluarga, perkumpulan, Negara, semua itu adalah masyarakat. Definisi lain dari Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Umumnya , istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang teratur. Dari definisi tentang kehidupan bermasyarakat tersebut dengan seiring berjalannya waktu terdapat beberapa masalah yang akan timbul seperti yang terjadi pada kota-kota besar. Seperti kemiskinan, jumlah penduduk yang tinggi dan juga berpengaruh pada jumlah pengangguran yang tinggi, dan kriminalitas.

Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan diluar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Jumlah penduduk yang tinggi

Penyebab dari terjadinya Jumlah kepadatan penduduk pada kota besar seperti Jakarta disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi dan perpindahan penduduk, yang meliputi Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, dan Transmigrasi. Dimana pada faktanya bahwa masyarakat yang menempati kota Jakarta mayoritas ada para urbanisasi yang datang dari desa ataupun dari kota lain.
Dari Badan Pusat Statistik memproyeksikan Jakarta Pusat sebagai kota terpadat di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013. Tercatat, kepadatan penduduk di pusat kota DKI itu mencapai 18.926 orang per kilometer persegi.
Adapun kepadatan penduduk di tingkat Provinsi DKI Jakarta 15.234 orang per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk di urutan kedua ada di Jakarta Barat dengan angka 18.739 orang per km persegi, disusul Jakarta Selatan (15.356), Jakarta Timur (15.035), Jakarta Utara (11.816), dan Kepulauan Seribu (2.594).
Tingginya angka kepadatan penduduk di Jakarta Pusat diketahui dari sensus penduduk 2010. Pada tahun itu, kepadatan penduduk di Jakarta Pusat 18.689 orang per km persegi. Kepadatan penduduk DKI Jakarta 14.506 orang per km persegi.


Faktor penarik terjadinya urbanisasi
  • Kehidupan kota yang lebih modern
  • Sarana dan prasarana kota yang lebij lengkap 
  • Banyaknya lapang pekerjaan di kota
  • Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi yang lebih baik dan berkualitas
Faktor pendorong terjadinya urbanisasi
  • Lahan pertanian yang semakin sempit
  • Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  • Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  • Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  • Diusir dari desa asal
  • Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Jumlah pengangguran yang tinggi

Jumlah pengangguran yang tinggi pada kota besar seperti Jakarta terjadi karena tingkat penambahan angkatan kerja tidak seimbang dengan jumlah lowongan kerja sehingga pengangguran di ibukota terus bertambah.
Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, jumlah pengangguran di Jakarta meningkat 23.800 orang yakni 542.710 pada Februari 2011 menjadi 566.510 pada Februari 2012. Jumlah itu diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya jumlah angkatan kerja. Saat ini mencapai 5,28 juta orang naik 273.400 dari tahun sebelumnya yakni 5,01 juta orang.
Menurut Kepala Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri (PPKPI) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kartini, Pemprov DKI Jakarta melalui Disnakertrans terus berupaya menekan jumlah penganggur. Salah satunya dengan menggelar pameran bursa kerja atau Job Fair.

Kriminalitas

Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya yang juga dapat terkena pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Sebagai contoh kejahatan yang terjadi di ibukota Jakarta, kejahatan yang banyak terjadi adalah kasus pencurian motor dan kasus pencurian yang bersifat kekerasan. Berdasarkan operasi Sikat Jaya yang dilaksanakan oleh Polda Metro Jaya pada bulan November 2009 di 14 wilayah, telah diungkap 199 kasus yang terdiri dari 35 kasus pemerasan, 17 kasus penjambretan, 24 kasus perjudian, 99 kasus pencurian, dan 24 kasus kejahatan lain. Dengan data di atas ini dapat diperkirakan bahwa kriminalitas di kota Jakarta tinggi, maka kepolisian harus lebih waspada dan meningkatkan penjagaan agar semua warga yang menetap atau tinggal di Jakarta dapat hidup nyaman dan tentram dengan rasa yang aman di lingkungannya.
Faktor penyebab terjadinya kriminalitas
  • Tingkat pengangguran yang tinggi membuat orang-orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan kehidupannya, sehingga sering kali orang tersebut mencari jalan pintas agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya dengan mencuri, memeras, bahkan membunuh. Ini hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, karena dengan banyaknya pengangguran maka tingkat kriminalitas juga akan terus meningkat.
  • Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat, karena dengan kurangnya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pengangguran yang banyak. Kurangnya lapangan pekerjaan harus lebih diperhatikan, dan lapangan pekerjaan juga harus dapat mendukung para pekerja untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
  • Pemahaman tentang keagamaan masih kurang diterapkan, karena dengan kurangnya pemahaman maka sering kali orang-orang tidak kuat akan cobaan yang diberikan kepadanya. Sehingga saat orang tersebut tidak dapat mencukupi ekonominya, maka orang tersebut melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dan melanggar ajaran agama.
  • Pergaulan yang tidak sesuai dengan norma-norma kadang membuat perilaku orang tersebut dapat melakukan tindakan kriminalitas, sehingga pendidikan tentang pergaulan dilingkungan harus lebih diperhatikan agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai atau tercela.
  • Kemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas, karena orang-orang tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Dengan tingkat kemiskinan yang terus meningkat, maka akan semakin banyak pula tindakan-tindakan kriminalitas yang meresahkan warga.
Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah kependudukan di atas. Upaya yang sudah dijalankan pemerintah antara lain sebagai berikut.

1. Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.
2. Melaksanakan program perpindahan penduduk.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin.
5. Meningkatkan keamanan kota.




Sumber: 

Read More..

Selasa, 04 Juni 2013

UNIVERSITAS GUNADARMA 
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

MAKALAH
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Nama : Abdurrashid Agassy  (19112262)
   Muhammad Taufik Sugiarto (19112428)
   Rio Ramadhan Syam  (19112197)
   Sigit Artiko Aji  (19112421)
   Sony Melosa   (19112433)
Fakultas: Ilmu Komputer
Jurusan : Sistem Informasi
Dosen  : Sulistining Trimulyani
 
Universitas Gunadarma
Depok 2013
 
 
 
Kata Pengantar
Alhamdulillah kami panjatkan segala puji syukur sensntiasa kita panjaatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, anugerah, karunia taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul "Manusia Dan Tanggung Jawab". Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah " ILMU BUDAYA DASAR" Jawa Barat di Depok dengan dosen Sulistining Trimulyani.
Dengan Harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak yang membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga penyusunan makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik. Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun makalah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada:
  • Ibu Sulistining Trimulyani selaku Dosen yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
  • Bapak dan Ibu Dosen Universitas Gunadarma yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta bimbingannya.
  • Kedua orang tua, kakak, dan adik serta sahabat-sahabat di kelas 4KA36.
Penyusun menyadari bahwa dalam Makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat dari para pembaca guna meningkatkan kualitas dari penulisan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berharap semoga Penulisan Makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Depok,  21 Mei 2013


Penyusun        


DAFTAR ISI

Halaman 

COVER ........................................................................ 1
KATA PENGANTAR................................................................ 2
DAFTAR ISI.................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................. 5
TANGGUNG JAWAB................................................................ 5
PENGABDIAN.................................................................... 7
KESADARAN..................................................................... 8
PENGORBANAN................................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................... 11
KESIMPULAN.................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 12


BAB1
Pendahuluan 
Sebagai manusia yang mempunyai nilai dan harga diri (ciri-ciri manusia modern) seseorang dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab akan apa yang telah dilakukannya. Walaupun seseorang itu berada dalam masyarakat tradisional (Gemeinschaft) dia dituntut untuk memiliki sebentuk tanggung jawab seperti seorang kepala suku yang diharuskan untuk mengorganisir perluasan wilayah untuk perburuan, mengkoordinasi warga dalam menghadapi kelompok lain, memimpin perburuan dan sebagai ketua peradilan untuk menyelesaikan konflik antar warganya menurut adat dan norma-norma kesukuannya. Begitu juga bila seseorang tersebut berada dalam masyarakat modern (Gesselschaft), dia dituntut untuk memiliki tanggung jawab dengan contoh kecil seorang pemuda yang dituntut pertanggung jawabannya karena melakukan seks bebas dengan pacarnya sehingga hamil (Married By Accident), hal ini dikarenakan dirinya sudah tercebur kedalam bentuk pergaulan bebas 'ala Barat' (western) sehingga pihak keluarga perempuan menuntut pertanggung jawaban si laki-laki agar tidak dikenai etika kehidupan bersosial baik itu tertulis maupun tak tertulis maupun hukum pidana, begitu juga dengan penulis yang merasa bertanggung jawab mengembalikan data aplikasi dan software Handphone milik adik penulis yang sempat terhapus karena kelalaian penulis sehingga marasa bertanggung jawab dengan membeli aplikasi atau software yang diperlukannya di counter-counter Handphone yang ada. Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan atau tanda jasa dari negara yang bersangkutan.

BAB2
Pembahasan

1. Tanggung Jawab

Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Anda seorang mahasiswa, kewajiban anda adalah belajar. Bila anda belajar maka hal itu berarti anda telah memenuhi kawajuban anda. Berarti pula anda telah bertanggung jawab atas kewajiban anda. Sudah tentu, bagaimana kegiatan belajar anda, itulah kadar pertanggung jawaban anda. Bila pada ujian anda mendapat nilai C, atau B maka nilai C atau B kadar pertanggung jawaban anda. Anda malas belajar, dan anda sadar akan hal itu. Tetapi anda tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan, dan lain-lain. Pada hal anda menghadai ujian. Itu berarti bahwa anda tidak memenuhi kewajiban anda, berarti pula anda tidak bertanggung jawab. Lain lagi masalahnya apabila anda diberi tugas oleh ayah anda untuk membelikan buku bagi adik anda. Anda tidak membeli buku dan uangnya anda belikab kaset dengan lagu-lagu baru. Anda sadar akan hal itu. Kaset itu diberikan kepada adik anda. Adik anda senang sekali. Anda tidak melapor juga kapada ayah anda. Perbuatan itu menunjukkan bahwa anda tidak bertanggung jawab, meskipun adik anda lebih senang dengan kaset lagu baru tersebut. Berdasarkan pada pemikiran bahwa tindakan ataupun perbuatannya setiap manusia, tidak berdiri sendiri, dalam arti pasti berakibat sesuatu. Maka apabila terjadi sesuatu sudah barang tentu seseorang yang dibebani tanggung jawab tersebut wajib bertanggung jawab atas segala sesuatunya tadi. Dan karena manusia tidak dapat berdiri sendiri, maka seseorang baru dikatakan bertanggung jawab apabila sadar kalau apa yang dilakukan berdasarkan norma-norma umum yang berlaku. Sebagaimana yang diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan segala tindakan dan perbuatan. Dengan demikian, berdasarkan pada eksistensi manusia itu sendiri maka tanggung jawab dibagi antara lain:

Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia dalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.

Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, Dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain. Kekuatan pada manusia pda hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang. Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.

Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya. Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak. Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

2. Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian:

Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.

Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan "remaja berandal" suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.

Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.

Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa.

3. KESADARAN

Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu, ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ungat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun, (dari tidur) ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik. Jadi, kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Kesadaran moral amat penting untuk diperhatikan orang, karena pelanggaran moral dapat berakibat merusakkan nama. Oleh sebab itu kesadaran moral perlu sijaga oleh setiap individu. Hal ini tidak berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Semua kesadaran sangat penting, karena ketidaksadaran adalah salah satu hal yang dapat menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup. Justru pada umumnya orang sadar akan perbuatannya, tetapi tidak disadari, apakah perbuatan itu melanggar norma sopan santun, norma hukum, atau norma moral. Kalau orang itu ingin berbuat, berbuat sajalah ia. Orang yang berbuat tanpa kesadaran ini amat sedikit jumlahnya. Hal ini bisa terjadi karena kekeliruan. Tetapi, mungkin juga karena yang berbuat dalam keadaan tidak sadar atau anak kecil. Karena itu orang tersebut dapat bebas dari hukuman.

4. PENGORBANAN

Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit untuk dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih randah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama kawan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transakasi, kapan saja diperlukan.
Macam-macam pengorbanan :

Pengorbanan kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.

Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial, manusia merasa terika dengan masyarakatnya. Karena itu, demi pengabdiannya kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.

Pengorbanan kepada bangsa dan negara
Setiap orang dibumu ini mengakui bahwa manusia merupakan anggota suatu bangsa dan warga negara suatu negara. Semua orang pasti menjadi anggota atau warga dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain membela negara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan. Demi negara tiap orang tidak sayang kehilangan harta, benda, bagian badan, bahkan nyawa pun dipertaruhkan dengan ikhlas. Kapan saja dan dimana saja berada mereka berkewajiban membela negara.

Pengorbanan karena kebenaran
Ada peribahasa "Berani Karena Benar, Takut Karena Salah". Demi kebenaran orang tidak takut mengahadapi apa pun. Perang kemerdekaan itu pada hakiakatnya adalah perang untuk membela kebenaran. Menurut kodratnya, manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan hidup. Oleh karena itu penjajahan dibumi bertentangan dengan kodrat alam. Dalam membela kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.

Pengorbanan kepada agama
Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan dengansendirinya, tetapi ada karena diciptakan Tuhan. Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga Penciptanya. Agama pada hakikatnya adalah kebenaran, karena itu dalam berkorban demi agama atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu, bahkan nyawanya pun rela dikorbankan.

BAB3
Penutup

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak. Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain atau banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku.

Daftar Pustaka

  • Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
  • Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985,I. 




Read More..

Kamis, 21 Maret 2013

Budaya Indonesia

BUDAYA.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan Nasional.

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998.

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199.

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasiona. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”.

Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.

Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

Wujud Kebudayaan Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya. Seperti rumah adat, tarian, lagu, alat musik, seni gambar, seni patung, pakaian adat, seni sastra, dan makanan.

Sumber: Wikipedia
Read More..
-=Thanks_F☻r_Y☻uR_Visit=-